Pages

Subscribe:

Disqus for al-adzani_art

Thursday, 16 February 2012

Proses Segmentasi

"Inti  dari  penguasaan  pasar  adalah  bagaimana  kita menguasai benak konsumen". Tidak mengherankan apabila seringkali ditekankan bahwa Positioning yang sebenarnya bukanlah  pada  posisi  produk  di  pasar,  tetapi  ada  pada posisi  produk  dalam  benak  konsumen.  Bagaimana  kita ingin  diingat  oleh  konsumen,  itu  yang  menjadi  inti  dari penguasaan mind share. Hal  ini  tercakup  dalam  sebuah strategi  yang  di  dalamnya  terdapat  proses Segmenting, Targeting dan Positioning.
Strategi dijelaskan sebagai arah yang akan dituju oleh sebuah  perusahaan  dan menuntun  pada  pengalokasian sumber  daya  dan  upaya.  Namun,  perlu  diperhatikan bahwa yang menjadi sasaran utama dari strategi ini adalah benak  konsumen  (persepsi).  Sehingga  ‘pertempuran’ sesungguhnya  dalam  marketing  bukanlah  ada  pada perebutan  pangsa  pasar,  tetapi  ada  pada  penanaman persepsi dalam benak calon konsumen.
1. Segmentasi
Segmentasi adalah cara membagi pasar berdasarkan variabel- variabel  tertentu seperti  geografi,  demografi,  psikologi,  perilaku dan pada akhirnya ke variabel terkecil, yaitu individu. Segmentasi secara berkesinambungan menjadi hal yang sangat penting bagi sebuah perusahaan untuk dapat terus memenuhi kebutuhan (need) dan keinginan (want) pasar yang selalu berubah-ubah. Kesalahan pemilihan  tempat  untuk  meluncurkan  suatu  produk  atau  untuk membuka  usaha  seringkali  menjadi  kendala  perusahaan  dalam meraih sebuah kesuksesan yang diinginkan.
Dalam hal ini, bukan berarti produk atau usahanya yang kurang baik,  tetapi  analisis  segmentasi  pasarlah  yang  harus  dievaluasi kembali.  Sekarang  ini  kita  tidak  bisa  lagi  mengambil  resiko mengeluarkan  produk  secara  bebas  dengan  tanpa  melakukan segmentasi pasar.
Pada  zaman  dahulu,  para  pedagang melakukan segmentasi secara  sederhana,  yaitu  dengan  menjual  dagangannya  ke daerah  terdekat  atau  ke  daerah  lain yang  sekiranya tidak  dapat memproduksi  barang  yang  mereka  dagangkan.  Lebih  jauh  lagi, para  pedagang  melihat  potensi  daerah  yang  akan  dikunjungi. Seperti  halnya  para  pedagang Indonesia yang  menjual  rempah-rempah  ke  daerah  yang  tidak  dapat  memberikan  hasil  bumi. Atau  para  pedagang  dari  negeri  Cina  yang  menjual  keramik pada daerah-daerah yang tidak mempunyai  keterampilan dalam membuat keramik.
Pembagian pasar berdasarkan faktor geografis seperti di atas meliputi wilayah, kota, provinsi atau negara. Terlebih lagi dengan adanya otonomi daerah yang telah diberlakukan di Indonesia akan menjadi  dasar dalam proses  segmentasi. Sedangkan pembagian secara  demografi,  dilihat  berdasarkan  jenis  kelamin  (gender), usia, tingkat pendidikan, pekerjaan dan agama. Dua hal tersebut dikelompokkan  dalam static-atribut  segmentation.  Karena  pada dasarnya hal tersebut  di  atas bersifat statis dan cenderung tidak berubah.
Dari segi psikologis, yang harus diperhatikan adalah kebiasaan, gaya  hidup,  dan personality (karakter).  Berlawanan  hal  yang dijelaskan  sebelumnya,  faktor  psikologi  ini  adalah  faktor  yang dinamis  dan selalu berubah. Kadang orang sulit untuk menduga apa yang  akan  menjadi  definisi dari gaya  hidup di suatu daerah tertentu.  Dengan  sifatnya  yang  selalu  berubah,  segmentasi  ini dikenal sebagai dynamic-atribute segmentation.
Segmentasi Susu
Pada dekade  80-an  di  Indonesia, kita  hanya  mengenal  satu merek susu bubuk yang merajai pasar. Dancow menjadi penguasa industri  susu  dengan  menguasai  hampir  seluruh  pangsa  pasar pengonsumsi susu  dari  mulai  bayi, balita, dewasa  sampai orang tua.
Segmentasi  yang  dilakukan hanyalah  berdasarkan  psikologi. “Semua orang  harus  minum  susu karena susu baik untuk kesehatan”. Hanya  berdasarkan  paradigma sederhana  seperti  itu  Dancow dapat menjadi pilihan utama para pengonsumsi  produk  susu  pada saat itu.
Baru pada tahun 90-an muncul beberapa merek yang mulai membidik  pangsa  pasar  tertentu.  Karena  mereka  menyadari bahwa  untuk  mengambil  alih  pasar  peng konsumsi  susu  secara langsung akan sulit.
Sampai ketika terjadinya kasus yang mengindikasikan bahwa Dancow tidak baik untuk dikonsumsi oleh bayi dan balita. Memang ada kalangan yang merasa cocok meng gunakan Dancow sebagai pilihan, tetapi tidak sedikit yang mengeluh.
Dari  sana  timbul  permintaan  pasar  akan  susu  yang  dapat dikonsumsi  dengan aman  oleh  para  bayi  dan  balita.  Saat  itulah para pemain baru mulai memasuki pasar Dancow dengan produk yang lebih khusus dan terarah.
Para  pengusaha  susu  tersebut  mulai  membagi  pasar (menyegmentasi) ke dalam beberapa kelompok, sehingga sampai saat ini kita banyak mengenal berbagai merek susu untuk berbagai kalangan. Seperti susu untuk ibu hamil, susu untuk ibu menyusui hingga  susu  untuk para manula (orang  tua/ lanjut  usia). Bahkan yang terakhir ikut mencoba bertarung adalah sebuah merek yang memosisikan diri sebagai susu khusus untuk pria.
Para  pemain  baru  ini  menyadari  bahwa  sudah  bukan zamannya  lagi  untuk  menggunakan one  brand  for  all.  Untuk bertahan  dengan  satu  merek  akan  menjadi  sebuah  kerugian  di saat market share Dancow digerogoti oleh para pemain baru yang memanfaatkan ceruk-ceruk yang ada (niche market).
Pada  akhirnya, Dancow pun tidak lagi menggunakan sistem one  brand for all tapi  juga  meluncurkan  produk–produk  untuk segmen  yang  lebih  khusus.  Namun, tidak  semua  pasar  dapat kembali  dikuasai. Anlene  yang  datang dengan label susu  untuk tulang  sudah  tidak  dapat  digoyang  dari  segmen  penderita osteoporosis.
Point of View
Segmentasi adalah kegiatan yang tidak mempunyai batasan. Semakin  kreatif  kita  melihat pasar  maka akan  kita sadari bahwa masih banyak segmen yang belum tersentuh. Kreativitas menjadi kunci  dalam  melihat  pasar  dari  sisi  yang  tidak  terbayangkan sebelumnya oleh pesaing. Segmentasi  terkecil  yang  dapat  dilakukan  adalah individual segmentation.
Segmentasi ini merupakan segmentasi pasar secara individu atau lebih bersifat pribadi (segment of one). Pemenuhan kebutuhan setiap orang yang berbeda-beda melahirkan berbagai peluang  dalam  menjalankan  usaha  atau  dalam  meluncurkan sebuah produk. Pengetahuan akan segmentasi pasar yang sudah ada  merupakan  langkah  awal  para pemain  baru  sebelum  terjun dalam  persaingan  pasar,  sehingga  ia  dapat  mempelajari  pasar yang ada dan kembali melakukan  proses segmentasi yang lebih mendalam.
Saat ini, pemikiran masyarakat semakin berkembang sehingga mereka  semakin  pintar  dalam  memilih  suatu  produk.  Untuk  itu sebuah perusahaan tidak cukup hanya dengan melakukan proses segmentasi, tetapi lebih ke identifiying (identifikasi) pasar. Dengan melakukan  identifikasi  pasar,  diharapkan  sebuah  perusahaan akan  mampu  melakukan  pemahaman  yang  lebih  mendalam pada masing-masing pelanggan yang dimiliki. Dengan demikian perusahaan tidak lagi membagi pasar ke dalam ceruk-ceruk pasar tertentu seperti yang dilakukan pada saat menyegmentasi Salah  satu  alasan dari  kegagalan  sebuah  perusahaan dalam persaingan  global  adalah  kurangnya  ketepatan  mereka  dalam melakukan proses segmentasi 
-----------------------------------------------
Al-adzani art dalam: Proses Segmentasi

No comments:

Post a Comment