Menurut penelitian Retorika sudah dikenal sejak Zaman Socrates dan Aristoteles kurang lebih 300 tahun SM, sebelum Aristoteles, Retorika dipandang sebagai satu cabang kesenian, tetapi Aristoteles memandang lebih luas lagi dari itu, sehingga ia memasukkannya sebagai bahan dari filsafat. Sehingga Aristoteles dapat disebut sebagai orang yang menyelamatkan Retorika dari pengertian yang kurang baik sebagai akibat dari ajaran kaum Sofis[]
Filsuf terkenal ini sebagaimana disebutkan terdahulu bahwa Aristoteles memasukkan Retorika sebagai filsafat atau ilmu yang mengajarkan keterangan mengemukakan secara persuasif dan objektif suatu kasus. Retorika bertujuan meyakinkan pihak lain akan kasus yang dibicarakan. Keyakinan akan kebenaran kasus merupakan tujuan terakhir. Berbeda dengan kaum sofis yang mempunyai tujuan terakhir memenangkan kasus.
Di Jazirah Arab sebelum agama Islam datang orang-orang Arab dikenal pula sebagai ahli Retorika. Khusus di bidang sastra bahkan sering diadakan lomba ditempat tertentu. Kemudian setelah agama Islam datang dengan Nabinya yang bernama Muhammad saw., di mana beliau dibekali wahyu oleh Allah swt., yang sekarang sudah dihimpun dalam bentuk mushaf Al-Qur’an mengandung nilai sastra yang sangat tinggi sehingga mampu mengalahkan jago-jago Retorika di zaman itu. Hal inilah yang menyebabkan Al-Qur’an mendapat pengakuan bahwa Al-Qur’an bukan buatan manusia.
Sejarah mencatat nama-nama ahli Retorika bangsa Arab seperti: Utbah bin Rabi’ah Al Manghiro yang pernah diutus untuk berlomba pidato dengan Nabi, yang kemudian misi mereka gagal ketika Muhammad saw., membaca ayat-ayat Al-Quran.
Di negara kita ini rupanya yang patut mendapatkan julukan ahli pidato adalah Bapak H.O.S. Cokroaminoto, Bung Karno, Kyai Agus Salim, Kyai Mas Mansyur, Prof. Dr. Hamka. Yang termasuk jago pidato kaliber dunia ialah Jenderal D. Eissenhower dari Amerika, Hitler dari Jerman, Presiden Fidel Castro dari Cuba.
_____________
Retorika (Sejarah Retorika)
No comments:
Post a Comment