Menapak jejak kearifan budaya lokal atas hasil perekaman, perangkuman dan analisis data dalam penelitian, tampaklah sebuaha "warisan yang tertitah dari megah masa silam yang terkubur dan terlupakan di tengah pengaruh budaya asing, yang cenderung menenggelamkan penghargaan atas sesama manusia tanpa menilai pertanda apapun".
Maka revitalisasi budaya lokal ini tak pernah finis, karena segmen-segmen pentasibilabik serta unsur-unsur lain yang terkandung di dalmnya tersusun dengan kecerdasan linguistik sangat khas sekaligus variatif. Paling tidak, untuk mengerti bagaimana naskah ini disusun dan di transmisikan kepada generasi ke generasi, tentu dengan paparan wilayah linguistik yang mudah dipahami atau dengan istilah Bugis "Malomoi/ masitta i' risseng pakkielo' na pasengnge namancaji akkatenningeng".
Buku ini dimaksudkan untuk menggali dan melahirkan kembali kosmos kearifan budaya lokal, yang akan membawa diri kita sendiri ke tempat berpijak, sejajar, sederajat pada keluhuran cita-cita, masyarakat lampau kita.[]
_____________Sumber: Buku Kearifan Budaya Lokal
No comments:
Post a Comment