Pages

Subscribe:

Disqus for al-adzani_art

Tuesday 10 January 2012

Kisah Cinta

SAHABATKU ADALAH OANG YANG AKU CINTAI
    Aku kembali terpaku pada panorama yang tak asing lagi, sebuah panorama yang selam ini begitu akrab dalam kehidupanku di Sekolah yang penuh tumbuhan hijau, di depanku berdiri seorang lelaki yang aku kagumi lelaki itu adalah sahabatku sejak aku kecil. Setiap  hari aku hanya memandanginya dari kejauhan, aku tak punya keberanian untuk mendekati  apalagi mengajaknya ngobrol. Setiap kali aku memandangnya hatiku tersa damai, saat aku memandangnya aku selalu berhayal seandainya ia tahu akan isi hatiku.

    Saat lonceng sekolah berdering akupun tersentak dari lamunan. Sampai pada saat di dalam kelaspun aku hanya terus memandanginya, di saat ia memalingkan wajahnya yang memukau itu padaku akupun mengalihkan pandanganku pada sebuah buku yang ada di hadapanku. Lama setelah ia memalingkan pandangannya yang begitu manis, di saat aku asyik menatap matanya yang begitu berkilau, tiba-tiba ada seorang guru yang sedang berdiri di hadapanku. Saat ia memukul meja aku tersentak dan lansung berdiri sambil mengucapkan… waooo…. Keren. Saat aku sadar teman-teman kelas tertawa melihat tingkahku yang konyol. Dan ibu Guru lansung menyuruhku mengerjakan soal yang ada di papan tulis dengan sura yang menggelegar  di telingaku. Dengan rasa takut, grogi, malau bercampur jadi satu dan akupun bingung mau menulis apa karena dari tadi aku tak memperhatikan penjelasannya. Aku hanya asyik memandangi  Fadli…
    Saat lonceng sekolah kembali berbunyi pertanda pelajaran berakhir dan waktunya pulang hatiku terasa legah, aku terselamtkan dari soal-soal yang mencekikku ini. Perlahan aku menuju bangku tempat aku duduk dan aku merapikan buku-buku yang ada di atas meja. Saat beres-beres aku merasa Fadli mulai berjalan keluar dari ruang kelas, akupun buru-buru menyusulnya. Tiba-tiba Fadli mengagetkanku dia bersembunyi di balik tembok, sambil berkata “hai Airis kita pulang bareng yuk…” dengan perasaan yang kaku dan hati yang tak karuan aku menerima tawarannya. Diperjlanan aku berpikir mungkin dia punya perasaan yang sama dengan yang aku rasakan. Tanpa sadar aku sudah tiba di rumah, sebuah istana kecil yang dibangun oleh kehangatan kasih sayang keluarga.
    Sambil berdiri di depan pohon aku terus memandangi Fadli dari kejauhan. Disaat ia tersenyum padaku, kubalas senyumnya dengan hati yang penuh cinta, mataharipun mulai menuju peraduannnya meninggalkan langit biru menyingkap senja keemasan dan langitpun mulai kelam. Dan saat aku tidur, dalam mimpi indahku. Namun entah mengapa aku tak sabar menanti esok . sambil memandangi bintang dan berharap agar matahari cepat muncul dari uput timur dan melihat senyumnya yang begitu menggoda. Aku larut dalam tidurku sambil memimpikannya. Kokok ayam jantan menarikku dari alam mimpi matahari sudah terbit akupun  bergegas bangun dengan perasaan senang. Hari in aku begitu bersemangat untuk ke Sekolah.
    Saat tiba di Sekolah aku menantinya di parkiran, hatiku begitu senang saat melihatnya dari kejauhan menunggangi sepeda motornya. Namun hatiku jadi hancur berkeping-keping saat ia mendekat dan kulihat ia turun dari sepeda motor dengan seorang gadis cantik di sampingnya. Harapan yang aku titipkan padanya selama ini kini telah remuk, sambil meneteskan air mata yang bercucuran di pipiku bagai air terjun yang mengalir dengan pikiran negatip  aku  beranggapan lebih baik aku mati saja untuk mengakhiri rasa sakit yang telah digoreskan olehnya pada hati ini.
                                                                    ***T A M A T***
                                                                                                           Moncongloe Maros 08 Oktober 2011
                                                                                                           Oleh    : Nengsih Arianti
------------------------------------------------------
Al-adzani art dalam: Kisah Cinta
gambar: Cinada &Sahabat


   

No comments:

Post a Comment