Siapapun kita, jika masih menjadi karyawan saja tentunya
akan terus merasakan sekat-sekat ketidakbebasan untuk meraih pendapatan yang
besar. Kalaupun tidak punya malu dan tanggung jawab pada diri, keluarga dan
Tuhan jalan pintas menghalalkan segala cara ditempuh untuk meraih pendapatan
yang lebih tinggi, korupsi. di satu sisi jika ingin keluar dari perusahaan
masih butuh pemikiran beribu-ribu kali. Lalu, bagaimana kita bisa mendapatkan
tambahan income tanpa harus meninggalakan status karyawan?
Karyawan bergaji dobel atau bahkan lebih, kenapa tidak??? karyawan
jadi Bos, kenapa tidak??? bukanlah aib jika seorang karyawan memiliki gaji
dobel atau bahkan lebih, bukanlah aib seorang karyawan bisa menjadi bos di luar
perusahaan dimana ia bekerja. Jika karyawan memanfaatkan fasilitas kantor untuk
urusan pribadi termasuk bisnis, itu barulah bisa dikatakan aib (kecuali perusahaan
mengizinkan karyawannya untuk menggunakan fasiltas kantor untuk kepentingan
pribadi termasuk berbisnis).
Banyak orang yang mulai membangun bisnisnya tapi masih
enggan meninggalkan statusnya sebagai karyawan kantoran. Banyak yang berhasil,
tapi banyak juga yang gagal. Bagaimana agar Anda menjadi salah satu dari mereka
yang berhasil?
Tentu Anda sudah banyak mendengar saran bahwa jika seseorang
ingin menjadi seorang pengusaha, maka mulailah usaha tersebut sebelum ia keluar
dari pekerjaannya yang sekarang. Memang, ini saran yang bagus, tapi sebenarnya
tak semudah itu untuk menjalankannya.
Pertama, orang tersebut harus pandai membagi waktu antara
bekerja dan membangun bisnis. Umumnya, karena terikat jam kerja dan komitmen
terhadap pekerjaan di kantor, ia hanya punya waktu sedikit untuk memikirkan
bisnisnya.
Padahal jika targetnya ingin menjadi murni pembisnis, maka
ia harus bisa membangun bisnisnya dengan serius agar nantinya ia bisa membayar
biaya hidup sehari- hari.
Kedua, ia tentu tak ingin bisnis yang sedang dibangun
diketahui atasan. Ini tentu saja karena setiap karyawan tidak ingin dicap
sebagai karyawan yang tidak berdedikasi atau berkomitmen tinggi terhadap
perusahaan.
Karena itulah, peraturan penting bagi mereka yang ingin
memulai bisnis saat masih menjadi karyawan ialah jangan membawa atau mengerjakan
bisnis Anda di kantor.
Memang godaan fasilitas di kantor bisa saja membuat
seseorang tertarik untuk mengerjakan bisnisnya di waktu luang di kantor, tapi
privasi di kantor yang tidak bisa dijamin bisa jadi malah membahayakan
statusnya sebagai karyawan.
Lalu, bagaimana langkah yang harus ditempuh agar seorang
karyawan bisa tetap merintis usahanya? Deborah A Bailey, penulis buku
"Think Like an Entrepreneur: Transforming Your Career and Taking Charge of
Your Life", memberikan tipsnya.
Cari
waktu atau tanggal yang tepat untuk mengerjakan bisnis tersebut secara penuh
atau full time.
Cobalah membuat target yang realistik, artinya cobalah untuk
menetapkan tanggal yang nyaman bagi diri sendiri dan yakin bahwa di waktu yang
ditetapkan bisa menangani bisnis dengan baik.
Cek
pengeluaran
Seberapa besar dana yang dibutuhkan untuk membangun bisnis
tersebut serta biaya yang dikeluarkan untuk kebutuhan pribadi. Mereka yang
sedang merintis karier harus mampu mengurangi pengeluaran. Pasalnya, jika nanti
ia memutuskan untuk keluar dari pekerjaan sementara bisnisnya belum mapan maka
masalah pengeluaran akan menjadi masalah besar.
Mulailah
untuk membayar tagihan kartu kredit
Siapkan rencana untuk membayar tagihan-tagihan kartu kredit.
Siapkan juga rencana bujet untuk pengembangan bisnis.
Bersiap
untuk bekerja sendiri
Jika bisnis yang direncanakan lebih banyak dilakukan di
rumah dan tanpa rekan kerja atau asisten, bersiaplah untuk bekerja seorang
diri. Siapkan juga jaringan kerja atau jaringan pertemanan agar nantinya
berguna saat bisnis sudah berjalan sepenuhnya.
Buatlah
sebuah misi atau target yang ingin dicapai dalam bisnis tersebut
Target bisa dibuat dalam bentuk business plan atau sebuah
pernyataan misi bisnis. Yang penting isinya menyangkut inti dari bisnis
tersebut dan mengapa mengerjakan bisnis itu. Ingatlah bahwa memilih untuk
berbisnis tidak hanya sekadar keinginan untuk tidak bekerja pada orang lain
tapi mengetahui apa yang sedang dan akan dikerjakannya dalam bisnis tersebut.
Menjaga
bisnis tetap berjalan
Bagaimana jika meninggalkan pekerjaan dengan segera bukanlah
menjadi prioritas? Bagaimana jika pekerjaan di kantor dan bisnis atau usaha
sampingan ingin dijalankan secara bersamaan? Bailey memberikan saran sebagai
berikut.
Buat
batasan
Klien dalam bisnis bisa saja meminta waktu lebih, tapi
prioritas tetaplah pekerjaan di kantor. Seseorang yang memilih untuk membagi
pekerjaannya antara karyawan sekaligus pengusaha harus mampu mengatakan pada
kliennya bahwa ia punya waktu yang terbatas untuk menangani bisnis. Tetaplah
memprioritaskan pekerjaan daripada nantinya dipecat dari pekerjaan karena tidak
mampu bekerja dengan baik.
Berhati-hatilah
dalam menggunakan social media.
Berhati-hatilah jika ingin mempromosikan bisnis secara
online karena bisa jadi perusahaan mengecek aktivitas karyawannya di dunia
online. Jika bisnis yang dikerjakan berada di bidang yang sama dengan pekerjaan
tetap, maka hindari berkompetisi secara langsung di dunia online.
Jangan
tergoda menghamburkan pendapatan
Memiliki usaha sampingan sudah pasti akan memberikan
tambahan pendapatan setiap bulannya. Namun, jangan lantas membuat penghasilan
tambahan itu mendorong untuk memperbesar pengeluaran per bulan. Tak ada gunanya
jika penghasilan bertambah tapi pengeluaran untuk hal yang bukan prioritas juga
bertambah. Lebih baik uangnya digunakan untuk mengembangkan usaha.
Sadar ataupun tidak setiap hari harta yang kita miliki
cenderung merosot nilainya disebabkan inflasi yang terus menggerogot sehingga
kenaikan sebesar apapun dari gaji kita terasa takkan pernah cukup terlebih jika
penyakit konsumtif selalu menghinggap dalam diri. Jika melihat tabunganpun
belum seberapa dan cenderung terkuras baik oleh penyakit tadi atau bahkan oleh
maling yang meng-klaim ATM milik kita alias dibobol.
Memang tak dapat dipungkiri jika karyawan berbisnis pastilah
membutuhkan energi lebih dan strategi yang oke dalam mengatur segala aktifitas
kerja dan bisnis. Tentunya, seorang karyawan akan memulai dengan mengorbankan
tenaga waktu dan uang untuk menjadikan bisnis yang sedang dibangunnya dapat
menjadi kerajaan bisnis yang kokoh sebelum memutuskan fokus pada bisnisnya
sendiri. Ekstra time dalam bekerja bukanlah part time mau tak mau harus
disadari oleh seorang karyawan di saat merintis bisnis. ekstra, karena waktu
kerja dari jam 8 sampai jam 5 sore berada di kantor milik orang lain jika pun
dipakai paling tidak hanya satu jam saat istirahat (terlalu sedikit
waktu). maka, mau tak mau waktu di luar jam tersebutlah aktifitas bisnis
dibangun.
Untuk mensiasati waktu dan tenaga seorang karyawan dapat
mendelegasikan bisnisnya kepada orang yang dipercayainya sekaligus tetap
mengontrol kerajaan bisnis yang baru dibangunnya, hanya sedikit mengorbankan
dana.
Banyak
peluang usaha yang dapat dijalankan oleh seorang karyawan, antara lain:
1. Bisnis pulsa; bisnis pulsa adalah
salah satu peluang yang mudah untuk dijalankan oleh seorang karyawan. Seorang
karyawan bisa memanfaatkan HPnya sendiri dengan mendaftarkan HPnya untuk
berbisnis pulsa elektrik. Banyak yang gratis untuk pendaftaran, seorang
karyawan hanya diminta untuk deposit sesuai kemampuan keuangannya. Selanjutnya
tinggal ditawarkan ke rekan-rekan kerja atau sanak-keluarga, tapi hati-hati
banyak penawaran bisnis pulsa dalam bentuk "jaringan" yang hanya
sebagai kamuflase bisnis karena intinya tidak berbisnis pulsa tapi berbisnis
jaringan atau menjual keanggotaan saja.
2. Keagenan; banyak peluang keagenan
yang ditawarkan lihat saja di beberapa tabloid usaha hanya dengan 200 ribu
sampai 500 ribu kita bisa menjadi agen salah satu produk seperti agen dan
distributor produk sendal unik, obat-obat herbal, buku, dan lain sebagainya.
3. MLM; tak sedikit orang yang kecewa
dan trauma jika mendengar kata MLM. Bagi karyawan yang memiliki sedikit
kesulitan dalam presentasi ataupun merekrut bahkan menjual produk khusus
sebaiknya dipikir berkali-kali untuk menjadi member salah satu MLM.
4. Freelance; seorang karyawan bisa
mengambil job di luar waktu kerjanya. Jual keahlian yang dimiliki seperti
mengajar, menjadi trainer ataupun tutor, design, dan masih banyak lagi.
5. Toko online; cukup beli domain dan
hosting plus mencari distributor ataupun membuat produk sendiri selanjutnya
jual via internet. Jika tidak memiliki kemampuan untuk membuat sebuah toko
online bisa di outsourcekan saja ke orang lain untuk semua perangkat yang
terkait dengan website dan internet. Ajak kerjasama orang-orang yang paham
dunia internet dan toko online.
6. Franchaise dan kemitraan; semua
sistem dan produk sudah disiapkan oleh pemilik frainchaise dan franchaisee
(yang mengambil franchaise) tinggal menjalankan sistem dan promosi. Banyak
franchaise ataupun kemitraan yang hanya membutuhkan modal sedikit kok.
Sering-sering baca tabloid usaha dan bisnis atau searching
di internet terkait dengan peluang-peluang bisnis dan jalankan!
Naik jabatan memang menyenangkan bagi hampir semua orang.
Namun, di balik itu, bos baru yang mantan karyawan harus bisa mengatur gaya
kepemimpinannya agar bisa mengatur anak buah yang dulu adalah rekan kerjanya.
Dalam kondisi ekonomi yang cenderung stabil, Anda bisa jadi
mendapatkan promosi jabatan yang sedari dulu sudah Anda idamkan. Jabatan baru
tersebut tentu menyenangkan Anda.
Namun, posisi baru itu juga berarti bahwa Anda harus mampu
berkomunikasi baik dengan rekan-rekan kerja, terutama rekan kerja yang akan
langsung menjadi bawahan.
Mengapa komunikasi menjadi penting? Sebab, kesuksesan
kepemimpinan terletak pada kemampuan atasan untuk membangun hubungan kerja yang
positif dengan bawahannya.
Atasan juga harus bisa mengambil otoritas dan keputusan yang
tegas, memiliki misi yang jelas agar bawahan mampu bekerja dengan baik. Tentu
saja tak mudah untuk membangun komunikasi yang baik, sekaligus tegas kepada
bawahan yang tadinya adalah rekan kerja Anda.
Robert Half International meramu beberapa strategi untuk
membantu Anda atau siapa pun yang ingin membangun komunikasi dengan baik
sebagai atasan baru.
Bertemu
dengan anak buah
Ini adalah agenda pertama yang harus Anda lakukan. Cobalah
melakukan pertemuan empat mata terhadap masing-masing anak buah dan pastikan
agar mereka mengerti beberapa hal yang menjadi tujuan Anda dalam memimpin
mereka.
Beberapa hal yang harus Anda tekankan dan harus mereka
pahami ialah perannya di departemen yang Anda pegang, termasuk tanggung jawab
yang harus mereka pikul.
Arahan ini patut dilakukan karena bisa jadi ada perubahan di
departemen yang kini Anda pimpin. Selain itu, sampaikan harapan harapan Anda
untuk mereka. Misalnya Anda menginginkan copywriter agar bisa lebih proaktif
dalam melakukan survei untuk kepentingan kampanye yang baru.
Anda juga bisa meminta staf yang paling berpengalaman untuk
mengambil tanggung jawab yang lebih banyak.
Pahami
bawahan
Tak hanya menyampaikan harapan, sebagai atasan, Anda juga
harus mencoba mengenali karakter masing-masing anak buah dan memahaminya. Ini
penting agar Anda bisa membantu mereka menampilkan kekuatan terbaiknya tanpa
harus merasa tertekan.
Selain itu, berikan mereka kesempatan untuk menyampaikan pandangan
atau masukan demi kebaikan departemen yang Anda pimpin. Minta mereka juga untuk
memberikan solusinya agar masalah yang ada bisa dipecahkan bersama.
Buat
batasan
Karena Anda dulunya berada dalam satu level bersama bawahan
Anda yang sekarang, Anda harus mulai memikirkan batasan pergaulan Anda dengan
mereka. Tanyakan kepada diri Anda sendiri, apakah Anda masih bisa keluar dan
bersenang-senang bersama mereka setelah pulang kerja? Apakah Anda masih bisa
bergurau dengan mereka seperti dulu?
Memang, tak ada jawaban baku untuk hal ini, tapi satu hal
yang jelas ialah, Anda harus bisa membuat batasan antara atasan dan bawahan.
Misalnya saja, jika dulu masih menjadi bawahan, Anda sering mengeluh kepada
rekan kerja tentang atasan atau kebijakan perusahaan.
Namun, kini karena Anda bagian dari tim manajemen, maka Anda
tidak boleh lagi melakukannya. Jika ada masalah, maka Anda harus menyikapinya
dengan bijak, misalnya dengan memberikan semangat, panduan, dan meyakinkan
bawahan bahwa semuanya akan bisa dikendalikan.
Jangan
punya anak emas
Salah satu rekan kerja Anda mungkin saja adalah teman dekat
atau sahabat Anda. Namun, sebagai atasan, Anda harus bisa memperlakukan setiap
staf dengan sama rata dan kepedulian yang juga sama.
Jika Anda hanya memberikan tugas tertentu kepada satu atau
beberapa staf favorit Anda, maka hal tersebut bisa menimbulkan kecemburuan.
Anda juga bisa dianggap mengabaikan talenta yang dimiliki staf yang lain.
Lagi pula tugas Anda sebagai atasan membuat setiap bawahan
bekerja dengan produktivitas yang tinggi dan masing-masing memiliki beban kerja
yang sepantasnya.
Bersikap
tegas jika perlu
Beberapa bawahan bisa saja mengabaikan perintah Anda atau
terlambat menyelesaikan pekerjaannya. Jika ini terjadi, Anda harus bersikap
tegas pada mereka.
Tanyakan mengapa mereka bersikap seperti itu. Jika Anda
anggap alasannya kurang kuat, Anda harus menegaskan kembali tugas mereka.
Bahkan, untuk bawahan yang mungkin sudah Anda kenal bertahun- tahun, Anda harus
tetap tegas agar tak menimbulkan kecemburuan staf yang lain.
Ini juga menjadi ujian bagi kredibilitas Anda sebagai
pemimpin untuk mampu membimbing semua karyawannya mencapai tujuan bersama.
Cari
bimbingan
Tak peduli seberapa hebatnya Anda, Anda harus tetap
berkonsultasi dengan orang-orang yang pernah menduduki jabatan seperti Anda.
Tanyakan kepada mereka yang berhasil memotivasi dan mendorong anak buahnya
untuk mencapai tujuan bersama, bagaimana langkah-langkah untuk bisa sukses
berkomunikasi dan membimbing stafnya.
Yang harus Anda ingat, menjadi supervisor atau manajer
adalah langkah pertama Anda menuju puncak karier. Jadi, jangan sampai kerja
Anda sebagai atasan untuk pertama kalinya dinilai buruk oleh manajemen
perusahaan.
No comments:
Post a Comment